Leadership


Leadership atau kepemimpinan sebenarnya tidak ditentukan dari suatu jabatan yang dimiliki oleh seseorang, melainkan suatu kemampuan untuk memimpin orang untuk mengikuti apa yang telah direncanakan.

Teori tentang kepemimpinan seringkali ditemui dalam buku, seminar, dan lain-lain. Namun sesungguhnya sesuatu teori yang diketahui tidak akan dapat diperoleh manfaatnya ketika tidak diaplikasikan dalam kehidupan.

Sederhana saja, ketika seseorang mempelajari teori berenang, maka ia tidak akan bisa berenang ketika ia hanya membaca saja dan tidak berlatih secara terus menerus. Begitupun dengan leadership, tidak akan berpengaruh apa-apa ketika kita tidak melatih jiwa kepemimpinan kita dari sekarang.

Pemimpin adalah orang yang diibaratkan sebagai "orang yang difollow", seorang pemimpin akan menjadi panutan. Dalam benak seseorang tentunya ingin menjadi orang yang di follow, bukan sekedar orang yang mem-follow. Tapi, bagaimana agar kita bisa menjadi panutan??? Yaitu dengan memantaskan diri untuk menjadi orang yang bisa memimpin.

Bagaimana kita dapat menjadi panutan ketika datang ke kampus atau ke seminar sekalipun dan kita hanya memilih untuk duduk di pojok paling belakang??? Padahal sosok pemimpin selalu di depan. Cara pandang yang seperti itulah pantas untuk diubah menjadi cara pandang seorang pemimpin.

Pentingnya memiliki sikap kepemimpinan dapat dilihat dari VUCA.
Teori "VUCA" yang merupakan singkatan dari Vollantility, Uncertaintly, Complexity, dan Ambiguity.
Vollantility berarti perubahan yang terjadi secara terus-menerus secara alami, dan bisa terjadi karena perkembangan zaman. Misalnya di lagu "Bangun tidur ku terus mandi", sekarang setiap bangun tidur mayoritas dari seseorang tidak langsung mandi, malah langsung buka BBM.
Uncertaintly berarti tidak pasti. Hidup penuh dengan ketidakpastian, sehinnga orang harus senantiasa kreatif untuk menghadapi esok hari berserta perubahannya dengan siap.
Complexity, hidup pada dasarnya merupakan sesuatu yang kompleks.
Sedangkan Ambiguity berarti ambigu, atau dapat berupa multitafsir dalam segala hal.

Sehinnga pada dasarnya, hal-hal yang tidak pasti dalam teori VUCA dapat diatasi ketika orang memiliki jiwa kepemimpinan dan percaya diri.

Kepemimpinan merupakan kombinasi dari strategi dan karakter, sehingga ketika seseorang telah mengasah karakternya, ia akan mencari strategi untuk menciptakan suatu peluang, bahkan untuk menjadi seseorang yang beda. Menjadi beda memang penting, namun beda yang dimaksud tetap beda tetapi tetap melaksanakan sesuatu dengan benar.

Mengasah kepemimpinan ini dapat dilakukan dengan BELAJAR, BERANI, dan BELAJAR SAMBIL DIJALANI.

More Lesson, More Practice


(seminar leadpreneurship 200413, dengan pengembangan)

0 komentar:

Posting Komentar


  • Web
  • Blog Anda
  • Visitors

    About Me

    Endraswari Eskamurti
    A public administration student of Sebelas Maret University
    Lihat profil lengkapku

    Blog Search

    Entri Populer

    Followers

    ...cursor

    Diberdayakan oleh Blogger.